Sejumlah wanita merasa tak percaya diri melangkah tanpa sepatu high heels. Demi menunjang penampilan, mereka mengenakan high heels sepanjang waktu tanpa peduli efek buruknya.
Studi University of East Anglia mengungkap bahwa pemakaian high heels dalam jangka lama memicu perubahan bentuk telapak kaki. Tekanan yang timbul bisa membuat cekungan telapak kaki menjadi datar.
Penggunaan high heels merangsang tubuh memproduksi protein yang dapat melemahkan tendon di sekitar telapak kaki. Kondisi ini membuat cekungan telapak kaki menjadi datar yang seringkali memicu nyeri dan kesulitan berjalan.
Sekitar 3,5 persen warga Inggris yang terbiasa mengenakan high heels mengalami 'telapak kaki datar'. Paling jamak menimpa mereka yang berusia 40 tahun ke atas.
Dr Graham Riley, yang melakukan studi tersebut, mengatakan bahwa high heels tidak mampu menunjang beban kaki dengan sempurna. Mereka yang mengenakan high heels sembari melakukan aktivitas sambil berdiri memiliki risiko lebih besar mengalami pelemahan tendon.
Menurutnya, pemakaian high heels berpotensi mengubah postur tubuh akibat tekanan yang timbul di telapak kaki. Selain 'telapak kaki datar', pemakaian high heels berlebihan juga rentan memicu ketegangan pinggul, lutut, paha, serta meningkatkan risiko osteoarthritis, dan nyeri punggung.
Mencegah munculnya 'telapak kaki datar', Riley menyarankan untuk menambahkan sol atau alas sepatu tambahan yang bisa menyangga cekungan telapak kaki dengan sempurna. Yang sudah terlanjur mengalaminya, beberapa mencoba memperbaiki kelainan dengan operasi.
"Studi kami mungkin memiliki implikasi terapeutik yang penting, dengan mempelajari aktivitas protein tubuh sebagai media pengembangan pengobatan keluhan kaki di masa depan," ujar Riley yang memublikasikan studinya di Annals of the Rhumatic Disease Journal, seperti dikutip Daily Mail.
Source: vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar