Platform shoes termasuk fashion item favorit sejak kemunculannya di akhir tahun 1960an. Meski banyak larangan kesehatan untuk memakainya terlalu sering, platform shoes tetap menghiasi kaki para fashionista, bahkan saat tengah hamil.
Sebuah film dokumenter era 1970an menampilkan bukti banyaknya wanita yang lebih mementingkan penampilan, dibandingkan kesehatan. Banyak wanita hilir mudik dengan platform shoes tersebut.
Mengapa memakai platform shoes terlalu sering tak baik bagi kesehatan? Dokter mengatakan bahwa kontur sepatu ini memaksa lutut dalam posisi membungkuk, sehingga menimbulkan ketegangan lutut yang dapat memicu pembengkakkan otot dan radang sendi.
Tali penopang platform shoes bahkan dapat menghambat peredaran darah sehingga berpotensi menyebabkan varises. "Sekitar dua hingga tiga tahun, tak lebih dari lima tahun, Anda akan mengunjungi ahli bedah gara-gara terlalu sering memakai platform shoes," ujar seorang ahli ortopedi dalam film tersebut.
Tren penggunaan platform shoes muncul pada awal 1967. Tren platform shoes ini terus berkembang hingga tahun 1979. Beragam gaya tersedia dari boots hingga espadrilles dengan varian bahan seperti kulit, kayu, gabus, hingga sintetis.
Di tahun 1990an, tren platform shoes kembali muncul berkat koleksi-koleksi ViVianne Westwood, dan gaya busana kelompok vokal yang tengah naik daun: Spice Girl.
Lantaran sering menjadi biang keladi masalah kesehatan. British Standards Intitution (BSI) tak ragu mengeluarkan peringatan kesehatan terkait penggunaan platform shoes ini. Tak berlebihan mengingat kasus seorang wanita Jepang yang meninggal karena gegar otak setelah terjatuh dari sepatunya.
Sebuah jajak pendapat pada tahun 2010 terhadap 3.000 wanita dewasa mengungkapkan, satu dari setiap tiga orang pernah terjatuh dari sepatu hak tinggi mereka.
Source: vivanews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar